Jelaskan yang dipaparkan penulis kritik pada tahap interpretasi

Advertisement

Ilustrasi kritikus seni

pojokseni.com - Karya seni, sebagai objek estetis tentunya mengandung makna yang dalam, serta menarik untuk dianalisis. Namun, untuk menentukan nilainya, ada banyak filosofi tertentu baik untuk mencari atau menafsirkan maknanya, maupun untuk sekedar menikmatinya.

Ketika diciptakan, seniman melakukan riset dan perenungan yang dalam untuk melahirkan sebuah karya yang hebat. Tentu ada banyak hal yang mesti dilakukan sebelum menulis kritik terhadap karya seni, bukan?

Beruntungnya, ada seorang produser film dan akademisi asal Amerika bernama Edward S Feldman yang merumuskan cara kritik seni dengan lebih sederhana. Seniman dan produser sinematografi kelahiran 5 September 1929 tersebut membagi tahap-tahap membuat kritik seni menjadi 4 tahapan, yang di kemudian hari dikenal dengan Metode Feldman.

Cara Menganalisis Karya Seni berdasarkan Metode Feldman

Ada empat tahapan kritik seni. Keempat tahapan tersebut antara lain; deskripsi, analisis, interpretasi dan penilaian. Berikut ulasan dan penjabarannya.

Tahap 1: Deskripsi

Deskripsi yang dimaksud Feldman adalah "petunjuk" sekaligus "penunjuk". Maka deskripsi mengarahkan ke apa saja yang terlihat, terdengar, terpikir dan seterusnya setelah melihat karya seni tersebut. 

Feldman berharap kritikus seni bersifat netral dalam tahapan pertama ini. Netral yang dimaksud adalah menghindari pandangan subyektif dalam mendeskripsikan karya seni itu. Maka, sebaiknya menghindari kata-kata yang mengarahkan pembaca ke persepsi kritikus, misalnya indah, cantik, menarik, keren, dan sebagainya.

Kata-kata yang sebaiknya digunakan adalah yang menunjukkan informasi faktual dari karya tersebut. Dimulai dari pertanyaan siapa artisnya, judul dan media yang digunakan, kapan dikerjakan dan jelaskan apa yang kritikus lihat/dengar/rasakan/dapatkan ketika berhadapan dengan karya seni yang dimaksud.

Tahapan 2: Analisis

Setelah mendeskripsikan karya seni tersebut maka masuk dalam tahapan kedua yakni analisis. Dalam tahapan kedua analisis karya seni ini, maka semua pengetahuan kritikus seni terhadap karya seni dan disiplin seni (dan ilmu yang berkaitan) yang dimaksud akan sangat bermanfaat dan berpengaruh pada hasil penilaian kritikus seni.

Misalnya, kritikus seni mulai menganalisis ukuran kanvas, bentuk, warna, dan sebagainya pada karya seni rupa. Atau, meneliti pilihan chord, notasi, tempo dan sebagainya pada karya musik. Pada karya teater mungkin melihat genre, pilihan naskah, pilihan metode akting, pilihan bentuk dan sebagainya. Begitu juga karya seni lainnya seperti tari, sastra dan film.

Analisis tersebut biasanya akan dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan semacam; kenapa memilih warna itu, apa saja bentuk yang dibuat dan disusun, atau kenapa memilih genre itu, dan sebagainya.

Intinya adalah, kritikus seni akan mencoba mengungkapkan apa yang diinginkan artis sehingga mengambil keputusan tertentu. Serta mencari koneksi, hubungan dan sebagainya dari karya seni tersebut ke lingkungan sosial, kejadian, sejarah atau pemikiran seniman.

Tahapan Ketiga: Interpretasi

Setelah melewati tahapan pertama dan kedua, maka kritikus seni akan masuk ke tahapan berikutnya, interpretasi. Tentunya, di sini waktunya ide, perasaan apriori, sensasi tertentu dan perspektif estetis kritikus mulai dimunculkan. 

Bisa dikatakan, ketika masuk ke tahapan ini, maka kritikus akan mulai menyampaikan arti, gagasan dan informasi di dalam suatu karya seni berdasarkan deskripsi (tahap 1) dan analisis (tahap 2) yang sudah dilakukan sebelumnya.

Dalam tahapan ini, kritikus akan mulai dengan pertanyaan seperti; apa kaitan judul karya dengan maknanya? Atau, apakah yang sebenarnya sedang diceritakan atau disampaikan seniman? Atau, apa perasaan yang Anda dapatkan setelah melihat karya seni ini?

Tahapan Keempat: Penilaian

Di tahapan terakhir ini, semua tahapan sebelumnya akan menghadirkan satu kesimpulan. Dan dari kesimpulan itu akan muncul satu hal; penilaian. Bisa dibilang, tahapan ini yang paling ditunggu pembaca dari seorang kritikus.

Di bagian ini, kritikus akan mulai "memutuskan" bagaimana kualitas karya tersebut. Pendapat yang subyektif biasa juga masuk ke dalam tahapan ini, misalnya apakah kritikus suka atau tidak dengan karya tersebut. 

Hal yang sering salah dilakukan, menurut Feldman, adalah bagian keempat ini justru sering diletakkan di awal. Padahal, karya tersebut belum diselami sepenuhnya. Alias, sudah memutuskan sebelum memeriksa.

Maka pertanyaan untuk tahapan ini adalah, apakah seniman tersebut berhasil? Berhasil yang dimaksud adalah, berhasil membuat karya yang berkualitas, serta berhasil menyampaikan gagasannya secara utuh lewat karya seninya. Dan mungkin juga, berhasil secara materi.

Itu tadi keempat tahapan kritik seni berdasar metode Feldman. Simak artikel menarik lainnya di Pojokseni yang mungkin Anda sukai. 

Pengertian kritik seni adalah tahpan atau cara dalam menilai suatu seni tertentu. Penilaian dalam seni memang tidak asal berkomentar saja tetapi harus sesuai dengan dunia seni dan pengetahuan tentang seni.

Tujuan dan Fungsi Kritik Seni

Tujuan yang pertama yaitu untuk memberikan jalan kepada seniman dan penikmat seni untuk lebih dalam dalam memperlajari seni, sedangkan untuk tujuan lainnya adalah untuk:

1. Mengapresiasi seni

Sebenarnya tujuan dari mengkritik seni adalah untuk memberikan apresiasi tentang karya seni yang sudah diciptakan.

2. Memberi pengetahuan lebih

Selain itu, kritik seni juga akan memberikan ilmu baru tentang kesenian sehingga seniman bisa memperbaiki hasil karya seninya tersebut.

3. Memperbaiki kualitas seni

Seni juga merupakan bidang ilmu yang tersu berkembang seiring berjalannya waktu. Seni juga memiliki standar tersendiri dalam penialian. Dengan adanya penilaian atau kritik terhadap seni membuat hasil karya tersebut semakin bagus dan akhirnya bisa menciptakan karya seni yang berkualitas.

Tahapan Kritik Seni

1. Deskripsi

Dalam melakukan kritik seni, hal yang pertama dilakukan adalah mendeskripsikan. Kegiatan ini atau tahap ini adalah merupakan tahap awal dalam mendeskripsikan sesuai tentang detai karya seni tersebut. di sini, kritikus harus benar-benar menjelaskan secara rinci tentang karya seni yang akan dikritik.

2. Analisis

Setelah itu, tahapan yang kedua adalah menganalisis dari hasil deskripsi yang sudah dipaparkan. Tahap analisis ini masih bersifat sederhana dan tidak terlalu susah.

3. Penafsiran

Setelah menjelaskan atau mendeskripsikan karya tersebut. langkah selanjutnya adalah menafsirkan atau menerjemahkan karya seni. Dalam tahap ini tidak bisa asal komentar saja karena harus mengetahui tujuan seni, apa itu seni, jenis seni apa, dan hal-hal lainnya tentang estetika dan nilai kesenian itu sendiri.

4. Evaluasi

Setelah selesai mendeskripsikan dan juga menjelaskan serta menafsirkan karya seni tersebut barulah kritikus memberikan sebuat evaluasi tentang karya seni yang sudah dikritik tentang penilaian baik, buruk, kritik, saran dan kesimpulan dari hasil kritik serta karya seni tersebut.

Contoh kritik seni ini yang berjudul “Ngayomi” karya Agus Bebek.

Deskripsi Karya

Lukisan karya pelukis Agus Bebek dengan judul “Ngayomi”. Karya seni ini memiliki ukuran 31×39 cm dan rampung dibuat pada tahun 2012. Karya seni Ngayomi ini dibuat dari cat minyak pada sebuah kanvas. Lukisan ini menggambarkan subjeck matter yaitu simbol bebek betina dan bebek jantan. Memiliki subjek tambahan pada lukisan ini yaitu sungai dan rumput yang berada disekitar bebek pada lukisan tersebut.

Untuk perwarnaan menggunakan unsur warna putih pada badan bebek, untuk warna merah muda yang agak hitam ada bagian, dan warna merah juga diterapkan pada hidung bebek. Wara putih dipadukan dengan warna hitam dan coklat terlihat di bagian badan dan sayap bebek.

Kemudian untuk latar belakang gambar memiliki unsur warna hijau tua, hijau muda dan hitam. Dan ketika disimpulkan setelah melihat subjek yang ada pada lukisan tersebut, warna yang digunakan dominan adalah warna hitam.

Karya Seni Ngayomi ini adalah salah satu karya seni yang telah laku dijual di Galeri Ervan karya Agus bebek. Lukisan dengan judul Ngayomi ini secara subjek sama dengan beberapa lukisan dari karya Agus bebek yang selalu menampilkan subjek bebek pada setiap lukisan yang dibuat.

Pada lukisan tersebut, terdapat juga unsur rupa seperti garus, cahaya dan tekstur. Tekstur pada lukisan ini memiliki tekstur yang nyata, dengan tekstrur yang rata dan lembut pada keseluruhan lukisan. Untuk unsur garis pada lukisan ini terdiri dari garis melengkung pada kepala bebek, sayap dan dada bebek. Sedangkan garis bergelombang beraturan ada pada latar belakang lukisan.

Jika dilihat dari teknik pembuatannya, lukisan Ngayomi ini dibuat menggunakan sapuan kuas pada kanvas. Untuk pewarna yang digunakan adalah cat minyak. Teknik melukis dari Agus Bebek pada lukisan ini menggunakan teknik melukisa pada umumnya, tapi Agus Bebek tidak menggunakan teknik semprot, teknik digital, atau teknik sapuan pisau palet.

Analisis

Jika dilihat secara visual gambar dari lukisan Agus Bebek ini terlihat dalam bentuk nyata yang dikonsep secara rapi, dan digambarkan seperti bentuk suatu objek yang nyata. Penggunaan gelap dan terangnya warna pada lukisan ini juga sudah terlihat realistis.

Untuk tema dan juga pemilihan latar belakang gambar utama sudah sangat tepat dengan nuansa rumput-rumput dan sungai, dengan paduan warna yang pas.  Sehingga dengan latar belakang lebih gelap dapat memperlihatkan lebih jelas bagian dari subjek utama yaitu bebek menjadi terlihat lebih menonjol dan menjadi titik fokus orang saat melihat lukiusan ini.

Karya dari Agus Bebek ini memiliki ciri khas sendiri, gambar yang dilukisnya selalu sesuai dengan apa yang ada dikenyataan, sehingga orang bisa lebih menangkap kesan nyata dan realistis.

Interpretasi

Pada setiap karya seni, termasuk sebuah lukisan pastinya mengandung arti atau makana serta terdapat pesan dari seniman yang menciptakannya. Biasanya pesan dalam sebuah karya seni rupa disampaikan kepada orang lain juga tidak semua orang mengetahuinya, karena pesan dari seorang seniman pada karyanya biasanya bisa ditafsirkan oleh seniman itu sendiri atau orang yang sudah memahami ilmu seni.

Dan salah satu pesan yang disampaikan dari karya seni Agus Bebek “Ngayomi” ini adalah seekor bebek jantan yang sedang mengayomi bebek betina, ditambah dengan suasana alam yang nampak seperti keadaan alam yang sebenarnya seperti di sungai dan ada rerumputan. Pada gambar bebek jantan juga terlihat sedang mengangkat sayap dan berada di dekat bebek betina, hal ini menunjukan bebek jantan sedang mengayomi atau melindungi bebek betina.

Yang seniman ini ingin unggkapkan pada karya seni Ngayomi ini adalah mengibaratkan sepasang bebek ini sebagai seorang suami istri yang terus mengayomi pasangannya. Sedangkan tempat pada latar belakang gambar ini menggambarkan impian dari keadaan tempat tinggal, air sungai yang tenang, rerumputan yang rindah memberikan kenyamanan pada bebek tersebut. Tapi sekarang ini zaman telah berubah dan membuat habitat asli dari bebek tersebut sudah tidak seindah pada lukisan tersebut, karena ulah tangan manusia.

Jadi pesan yang ingin disampaikan seniman adalah agar kita mengayomi satu sama lain dalam kehidupan dan mengingatkan kita agar tidak serakah dan menjaga alam sekitar.

Penilaian/Evaluasi

Menilai suatu keindahan dari sebuah karya seni itu tidaklah berdasarkan objek yang kita lihat dalam suatu lukisan, tetapi dari makna atau arti dari sebuah lukisan.

Lukisan karya Agus Bebek “ngayomi” ini merupakan karya yang memiliki kualitas baik, memiliki unsur visual yang realistis, dan juga lukisan ini memiliki pesan moral yang baik untuk kehidupan berkeluarga dan juga masyarakat untuk saling mengayomi atau melindungi satu sama lain.

Itulah penjelasan tentang pengertian kritik seni beserta fungsi atau tujuan, tahapan-tahapan dalam mengkritik karya seni serta contoh kritik seni.

Editor: Muchammad Zakaria

tirto.id - Kritik merupakan tanggapan yang umum diberikan oleh seseorang ketika mengapresiasi sekaligus mengoreksi ide atau gagasan orang lain. Dalam bidang keilmuan, kritik menjadi tanggapan evaluatif untuk menilai dan mengoreksi suatu gagasan di segala bidang kehidupan manusia.

Dengan demikian, kritik seni rupa berarti analisis dan penilaian atas kelebihan dan kekurangan pada karya seni rupa tersebut. Kritik seni merespons, menafsirkan makna, dan membuat penilaian kritis tentang karya seni tertentu, yang membantu pemirsa memahami, menafsirkan, dan menilai karya seni.

Selain menafsirkan dan menilai, adapun, kritik karya seni rupa memiliki fungsi, yang pertama, ialah menjembatani persepsi dan apresiasi artistik dan estetik karya seni rupa, antara pencipta [seniman, artis], karya, dan penikmat seni. Komunikasi antara karya yang disajikan kepada penikmat [publik] seni membuahkan interaksi timbal balik dan interpenetrasi keduanya.

Sementara yang kedua adalah saling dibutuhkan, baik oleh seniman maupun penikmat. Seniman membutuhkan analisa tajam untuk mendeteksi kelemahan, mengupas kedalaman, serta membangun kekurangan.

Sementara itu, kritik karya seni rupa juga memiliki jenis dan macamnya sendiri-sendiri. Seperti diutarakan Feldman dalam Art As Image and Idea [1967], kritik karya seni rupa dibagi atas kritik populer [popular criticism], kritik jurnalis [journalistic criticism], kritik keilmuan [scholarly criticism], dan kritik pendidikan [pedagogical criticism].

Baca juga:

  • Apa Saja Konsep Aktivitas Pengamatan Kritik Karya Seni Rupa
  • Mengenal Tokoh-Tokoh Karya Seni Rupa Indonesia
  • Kritik dalam Seni Rupa, Penjelasan dan Jenis-jenisnya

Tahapan dalam Penulisan Kritik Karya Seni Rupa

Dalam penulisan kritik ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh seorang kritikus, di antaranya:

Deskripsi adalah tahapan kritik untuk dapat menemukan, mencatat atau juga mendeskripsikan segala sesuatu yang dapat dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar bisa menyimpulkan dengan baik, seorang pemberi kritik harus mengetahui suatu istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan, maka pemberi kritik akan kesulitan untuk menyimpulkan fenomena karya yang dilihatnya.

Analisis formal yakni di mana tahapan kritik karya seni untuk dapat menelusuri suatu karya seni berdasarkan struktur formal maupun juga unsur pembentuknya. Pada tahap ini, seorang kritikus harus benar memahami unsur seni rupa dan prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni tertentu.

Interpretasi yaitu tahapan penafsiran makna suatu karya seni akan mencakup tema yang akan digarap, simbol yang dihadirkan atau juga masalah yang dikedepankan. Penafsiran ini bersifat sangat terbuka, dipengaruhi sudut pandang maupun juga wawasan pemberi kritiknya. Semakin luas wawasan seorang pemberi kritik juga biasanya semakin kaya interpretasi karya yang dikritisinya.

Evaluasi maupun penilaian adalah tahapan kritik untuk menentukan kualitas karya seni jika kita bandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan ini dilakukan terhadap berbagai aspek yang akan terkait dengan karya tersebut, baik aspek formal ataupun aspek konteks. Mengevalusi atau menilai secara kritis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Mengkaitkan sebanyak-banyaknya karya yang dinilai dengan karya yang sejenis;
  • Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah;
  • Menetapkan sejauh mana karya yang ditetapkan “menyimpang" dari yang telah ada sebelumnya;
  • Menelaah karya yang dimaksud dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

Baca juga:

  • Pengertian Simbol dan Nilai Estetis dalam Karya Seni Rupa 3 Dimensi
  • Apa Saja Teknik Seni Rupa 3 Dimensi dan Penjelasan Kegunaannya
  • Tokoh-Tokoh Karya Seni Rupa Populer, Picasso hingga da Vinci

Baca juga artikel terkait SENI RUPA atau tulisan menarik lainnya Ahmad Efendi
[tirto.id - efd/ale]

Penulis: Ahmad Efendi Editor: Alexander Haryanto Kontributor: Ahmad Efendi

Subscribe for updates Unsubscribe from updates

Video yang berhubungan