dimanakahletak
search
  • Q&A
  • Arti Kata
  • Top Produk
  • Top Lists
  • Q&A
  • Arti Kata
  • Top Produk
  • Top Lists

Makalah PERBEDAAN Al QUR an hadis Qudsi dan hadis Nabawi

3 months ago
Komentar: 0
Dibaca: 86
Share
Like
Kiat Bagus Beda Membandingkan Perbedaan

Alhikmah.ac.id – Definisi Qur’an sebagaimana yang telah dibahas pada bab definisi Al-Qur’an, yaitu Kalam Allah yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada Muhammad SAW, tertulis di mushaf , diriwayatkan secara mutawattir, dan membacanya adalah ibadah. Dan untuk mengetahui perbedaan antara definisi Quran dengan hadis kudsi dan hadis nabawi, maka disini kami kemukakan dua definisi berikut ini :

a. Hadis Nabawi

Hadis ( baru ) dalam arti bahasa lawan qadim ( lama ). Sedang menurut istilah pengertian hadis ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw. Baik berupa perkataan, perbuatan persetujuan atau sifat.

  • Yang berupa perkataan, seperti perkataan Nabi saw. : `Sesungguhnya sahnya amal itu disertai dengan niat. Dan setiap orang bergantung pada niatnya….`
  • Yang berupa perbuatan ialah seperti ajaranya pada sahabat mengenai bagaimana caranya mengerjakan shalat, kemudian ia mengatakan : `Shalatlah seperti kamu melihat aku melakukan shalat`. juga mengenai bagaimana ia melakukan ibadah haji, dalam hal ini Nabi saw. Berkata : `Ambilah dari padaku manasik hajimu`.
  • Sedang yang berupa persetujuan ialah :  seperti ia menyetujui suatu perkara yang dilakukan salah seorang sahabat, baik perkataan ataupun perbuatan, dilakukan dihadapannya atau tidak, tetapi beritanya sampai kepadanya. Misalnya : mengenai makanan baiwak yang dihidangkan kepadanya, dan persetujuannya
  • Dan yang berupa sifat adalah riwayat seperti : `bahwa Nabi saw. Itu selalu bermuka cerah, berperangai halus dan lembut, tidak keras dan tidak pula kasar, tidak suka berteriak keras, tidak pula bernicara kotor dan tidak juga suka mencela.`.

b. Hadis Qudsi

Lafadzh qudsi dinisbahkan sebagai kata quds, nisbah ini mengesankan rasa hormat, karena materi kata itu menunjukkan kebersihan dan kesucian dalam arti bahasa. Maka kata taqdis berarti menyucikan Allah. Taqdis sama dengan tathiir, dan taqddasa sama dengan tatahhara (suci, bersih ) Allah berfirman dengan kata-kata malaikat-Nya : `……pada hal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan diri kami karena Engkau.` (al-Baqarah : 30 ) yakni membersihkan diri untuk-Mu.

Secara Istilah, Hadis Qudsi ialah hadis yang oleh Nabi saw, disandarkan kepada Allah. Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka rasul menjadi perawi kalam Allah ini dari lafal Nabi sendiri.

Cara Periwayatan Hadits Qudsi :

Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi maka dia meriwayatkannya dari Rasulullah SAW dengan disandarkan kepada Allah, dengan mengatakan :

1. `Rasulullah SAW mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya`, atau ia mengatakan:  …..”

Contoh : `Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasulullah SAW mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang atau malam hari….`

2. `Rasulullah SAW mengatakan : Allah Ta`ala telah berfirman atau berfirman Allah Ta`ala.` Contoh: `Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah SAW berkata : ` Allah ta`ala berfriman : Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku.bila menyebut-KU didalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya didalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU dikalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya didalam kalangan orang banyak lebih dari itu….`

c. Perbedaan Quran dengan Hadis Qudsi

Ada beberapa perbedaan antara Quran dengan hadis Qudsi,yang terpenting diantaranya ialah :

1)      Al-Quranul Karim adalah Quran adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat, bersifat tantangan (I’jaz) bagi yang ingkar untuk membuat yang serupa dengannya, sedang hadis Qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.

2)      Al- Quranul karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga dikatakan: Allah ta`ala telah berfirman, sedang hadis Qudsi- seperrti telah dijelaskan diatas-terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah; sehingga nisbah hadis Qudsi kepada Allah itu merupakan nisbah yang dibuatkan.

3)      Seluruh isi Quran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis Qudsi kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadis Qudsi itu sahih, terkadang hasan ( baik ) dan terkadang pula da`if (lemah).

4)      Al-Quranul Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka dia adalah wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedang hadis Qudsi maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah SAW .  hadis Qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal.

5)      Membaca Al-Quranul Karim merupakan ibadah, karena itu ia dibaca didalam salat. Sedang hadis kudsi tidak disuruhnya membaca didalam salat. Allah memberikan pahala membaca hadis Qudsi secara umum saja. Maka membaca hadis Qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Quran bahwa pada setiap huruf akan mendapatkan kebaikan.

By. Bakri, S.PdI

A. Latar Belakang


Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama dan utama dalam ajaran agama Islam tentunya menempati posisi yang signifikan. Mengingat posisinya yang signifikan itu maka diperlukan adanya pemahaman yang komprehensif terkait dengan eksistensi al-Qur’an. Selain al-Qur’an, setiap muslim juga mengenal adanya sumber hokum yang kedua yakni Hadis atau Sunnah, baik Hadis Qudsi maupun Hadis Nabawi.

Keduanya menjadi sumber hukum Islam yang diyakini dan dipedomani oleh seluruh umat muslim. Keduanya memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan di antara keduanya harus diketahui oleh setiap muslim sebagai landasan awal dalam memahami keduanya lebih lanjut. Pemahaman yang baik terhadap keduanya akan mempengaruhi kualitas ibadah dari setiap muslim.

Al-Qur’an diturunkan bukan hanya untuk kaum muslim atau suatu kelompok suku tertentu semata, tetapi kehadiarannya juga menjadi rahmat bagi seluruh makhluk. Universalitas kandungan isi al-Qur’an tidak disangsikan lagi, dari zaman dulu hingga sekarang. Al-Qur’an sebagai kitab yang lengkap tentunya dia memiliki kelebihan-kelebihan. Di antara kelebihan-kelebihan al-Qur’an ini adalah adanya nama-nama dan sifat-sifat yang telah dijelaskan oleh Allah swt. dalam padanya.

Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad saw. untuk dijadikan sebagai pedoman hidup. Petunjuk-petunjuk yang dibawanya pun dapat menyinari seluruh isi alam ini. Sebagai kitab hidayah sepanjang zaman, al-Qur’an memuat informasi-informasi dasar tentang berbagai masalah, baik informasi tentang hukum, etika, kedokteran dan sebagainya.

Hal ini merupakan salah satu bukti tentang keluasan dan keluwesan isi kandungan al-Qur’an tersebut. Informasi yang diberikan itu merupakan dasar-dasarnya saja, dan manusia lah yang akan menganalisis dan merincinya, membuat keautentikan teks al-Qur’an menjadi lebih tampak bila berhadapan dengan konteks persoalan-persoalan kemanusiaan dan kehidupan modern.

B. Rumusan Masalah

Dengan latarbelakang di atas maka penulis membatasi isi makalah ini dalam rumusan masalah sebagai berikut :

1.    Bagaimana pengertian al-Qur’an?

2.    Bagaimana perbedaan antara al-Qur’an, Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi?

3.    Apa nama-nama dan sifat-sifat al-Qur’an?

C. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan atau kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.    Untuk memahami pengertian al-Qur’an.

2.    Untuk memahami perbedaan antara al-Qur’an, Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi.

3.    Untuk memahami nama-nama dan sifat-sifat al-Qur’an.

PEMBAHASAN

A. Pengertian al-Qur’an

Dalam pengertian mengenai al-Qur’an dapat ditinjau dari dua aspek, sebagai berikut:

1) Aspek Etimologis

Makna kata Qur’an adalah sinonim dengan qira’ah dan keduanya berasal dari kata qara’a. dari segi makna, lafal Qur’an bermakna bacaan. Kajian yang dilakukan oleh Dr. Subhi Saleh menghasilkan suatu kesimpulan bahwa al-Qur’an dilihat dari sisi bahasa berarti bacaan, adalah merupakan suatu pendapat yang paling mendekati kebenaran.[1]

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam. Umat ini menyakininya sebagai firman-firman Allah swt. yang diwahyukan dalam bahasa Arab kepada Nabi terakhir, Muhammad saw., untuk disampaikan kepada umat manusia hingga akhir zaman. Dari segi pengertian bahasa, ulama berbeda pendapat tentang asal kata ‘al-Qur’an’.[2]

Menurut Manna’ al-Quthan, qura’a berarti berkumpul dan menghimpun. Qira’ah, menghimpunkan huruf-huruf dan kata-kata itu antara satu sama lain pada waktu membaca al-Qur’an berasal dari qira’ah. Berasal dari kata-kata qara’a, qira’atan, dan qur’aanan[3]. Allah swt. berfirman :

¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ   #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ

Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (al-Qur’an) di dadamu dan membuatmu pandai membaca. Maka bila kami telah selesai membacakannya ikutilah bacaannya itu” (al-Qiyamah: 17-18)[4]

2) Aspek Terminologi

Ditinjau dari aspek terminologi kata al-Qur’an sesungguhnya telah banyak dikemukakan oleh para ‘Ulama. Di antaranya mereka ada yang memberikan pengertian sama dengan al-kitab, karena selain nama al-Qur’an, wahyu tersebut dikenal dengan sebutan al-kitab. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an sebagai berikut :

$uZø9¨“tRur šø‹n=tã |=»tGÅ3ø9$# $YZ»u‹ö;Ï? È[email protected]ä3Ïj9 &äóÓx«

Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu” (QS. An-Nahl : 89).[5]

$¨B $uZôÛ§sù ’Îû É=»tGÅ3ø9$# `ÏB &äóÓx« 4 ¢OèO 4’n<Î) öNÍkÍh5u‘ šcrçŽ|³øtä†

Artinya : “Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan” (QS. al-An’am : 38).[6]

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa pengertia al-Qur’an adalah Kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.[7]

Kaitannya dengan hal ini Al-Khudari memberikan definisi bahwa al-kitab adalah al-Qur’an yaitu lafal bahasa Arab yang diturunkan pada Muhammad untuk dipelajari dan diingat, yang dinukil secara mutawatir, termaktub di antara dua sisi awal dan akhir, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.

Dalam definisi di atas tegas bahwa al-kitab adalah al-Qur’an itu sendiri. Menurut Al-Amidi penegasan ini dipandang perlu untuk membedakan antara al-Qur’an dengan kitab-kitab lainnya seperti Taurat, Injil dan Zabur. Sebab ketiga kitab ini juga diturunkan oleh Allah yang wajib di imani oleh setiap muslim.[8]

As-Shabuni mengemukakan dalam At-Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an, al-Qur’an adalah firman Allah yang mengandung mukjizat, diturunkan pada Nabi terakhir ditulis dalam beberapa mushaf, bersifat mutawatir dan bernilai ibadah jika dibaca. Dr. Subhi Saleh menegaskan bahwa al-Qur’an dengan sebutan apapun adalah firman Allah yang mengandung mu’jizat diturunkan pada Muhammad saw ditulis dalam beberapa mushaf serta bersifat mutawatir dan bernilai ibadah jika dibaca.[9]

Dari beberapa definisi dan uraian diatas dapat diambil pengertian dan kesimpulan bahwa Al-Qur’an secara terminologi meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Kalamullah.

2. Dengan perantara malaikat Jibril.

3. Diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.

4. Sebagai mu’jizat.

5. Ditulis dalam mushaf.

6. Dinukil secara mutawatir.

7. Dianggap ibadah orang yang membacanya.

8. Dimulai dengan surah al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas.

9. Sebagai ilmu laduni global.

10. Mencakup segala hakikat kebenaran.[10]

B. Perbedaan al-Qur’an, Hadis Qudsi dan Hadis Nabawi

Sebelum megemukakan tentang perbedaan antara al-Qur’an dan Hadis Hudsi dan Hadis Nabawi, maka penulis memandang perlu untuk menjelaskan secara sepintas tentang definisi daripada hadis qudsi dan hadis nabawi.

Hadis Qudsi adalah perkataan-perkataan yang disabdakan Nabi saw. dengan mengatakan: “Allah berfirman…’ Nabi menyandarka perkataan itu kepada Allah beliau meriwayatkan dari Allah swt.[11] Menurut Ath Thibi sebagimana dikutip M. Hasbi Ash Shiddieqy bahwa hadis qudsi merupakan titahTuhan yang disampaikan kepad Nabi did lam mimpi atau dengan jalan ilham, lalu Nabi menerangkan apa yang dimimpikannya itu, dengan susunan perkataan beliau sendiri serta menyandarkan kepada Allah. Hadis qudsi juga dsebut hadis ilahi dan hadis rabbany.[12]

Kata hadis atau al-hadis secara terminology, para ahli berbeda pendapat dalam memberikan pengertian tentang hadis, terutama ahli hadis ahli ushul. Ahli hadis mendefenisikan hadis dengan “segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau, dan segala keaadan beliau”.[13] Utang Ranuwijaya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hal ihwal atau keadaan di sini adalah segala pemberitaan tentang Nabi saw., seperti yang berkaitann dengan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran, dan kebisaan-kebisaannya. Dari sini sehingga ahli hadis memberikan pengertian bahwa hadis adalah segala ucapan, perkataan, keadaan atau perilaku Nabi saw..[14]

1. Perbedaan al-Qur’an dengan Hadis Qudsi

a. Al-Qur’an al-Karim adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah dengan lafalnya, dan dengan itu pula orang Arab ditantang; sedang Hadis Qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mu’jizat.

b. Al-Qur’an al-Karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga dikatakan: Allah Ta’ala telah berfirman. Sedang Hadis Qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah; sehingga nisbah Hadis Qudsi itu merupakan nisbah buatan.

c. Seluruh isi Al-Qur’an al-Karim dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedang Hadis Qudsi kebanyakan adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalany Hadis Qudsi itu sahih, terkadang hasan (baik) dan terkadag dhoif (lemah).

d. Al-Qur’an al-Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Sedang Hadis Qudsi maknanya sja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah saw.

e. Membaca al-Qur’an al-Karim merupakan ibadah; karena itu ia dibaca di dalam sholat; sedang Hadis Qudsi tidak disuruh membacanya dalam sholat.[15] Hal ini sesuai dengan bunyi hadis :

من قرأ حر فا من كتا الله تعا لى فله حسنة، والحسنة بعشر أمثالها، لاأقول ألم حرف، ولكن ألف حرف، ولام حرف، وميم حرف.[رواه الترمذى]

Artinya :

“Barang siapa membaca satu huruf dari al-Qur’an, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas spuluh kali lipata. Aku tidak mengatakan alif lam mim, itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”.[16]

2. Perbedaan Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi

Hadis Nabawi itu ada dua:

Tauqifi. Yang bersifat tauqifi, yaitu yang kandungannya diterima oleh Rasulullah dari wahyu, lalu ia menjelaskan kepada manusia dengan kata-katanya sendiri. Bagian ini, meskipun kandungannya dinisbahkan kepada Allah, tetapi dari segia pembicaran lebih banyak dinisbahkan kepada Rasulullah saw., sebab kata-kata itu dinisbahkan kepada yang mengatakannya, meskipun di dalamnya terdapat makna yang diterima dari pihak lain.

Taufiqi. Yang bersifat taufiqi, yaitu yang disimpulkan oleh Rasulullah menurut pemahamannya terhadap al-Qur’an, karena ia mempunyai tugas menjelskan al-Qur’an atau menyimpulkannya dengan pertimbangan dan ijtihad. Bagian kesimpulan yang bersifat ijtihad ini diperkuat oleh wahyu bila benar. Dan bila terdapat kesalahan di dalamnya, maka turunlah wahyu yang membetulkannya. Bagian ini bukanlah kalam Allah secara pasti.

Dari sini jelas bahwa hadis nabawi dengan kedua bagiannya yang tauqifi dan taufiqi dengan ijtihad yang dikui oleh wahyu itu bersumber dari wahyu. Dan inilah makna dari firman Allah tentang Rasul kita Muhammad saw.:

$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #“uqolù;$# ÇÌÈ   ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqムÇÍÈ

Artinya : “Dia (Muha mad) tidak berbicara menurut hawa nafsunya. Apa yang diucapkannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diturunkan kepadaya.” (QS. An-Najm : 3-4).

Hadis qudsi itu maknanya dari Allah, ia disampaikan kepada Rasulullah saw. melalui salah satu cara penurunan wahyu; sedang lafalnya dari Rasulullah saw.. Inilah pendapat yang kuat. Dinisbahkannya hadis qudsi kepada Allah Ta’ala adalah nisbah mengenai isinya, bukan nisbah mengenai lafalnya. Sebab seandainya hadis qudsi itu lafalnya juga dari Allah, maka tidak ada lagi perbedaan antara hadis qudsi dengan al-Qur’an; dan tentu pula gaya bahasanya menuntut untuk ditantang, serta membacanya pula dianggap ibadah.[17] Demikianlah beberapa perbedaan di antara keduanya.

C. Nama-nama dan Sifat-sifat al-Qur’an

Nama yang diberikan Allah kepada al-Qur’an itu cukup banuak, di antaranya :

Pertama, al-Qur’an, berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

¨bÎ) #x‹»yd tb#uäöà)ø9$# “ωöku‰ ÓÉL¯=Ï9 š†Ïf ãPuqø%r&

“sesungguhnya al-Qur’an ini member pentunjuk kepada (jalan) yang lurus” (QS. Al-Isra’ : 9).

Kedua, al-Kitab, berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

ô‰s)s9 !$uZø9t“Rr& öNä3ö‹s9Î) $Y6»tGÅ2 ÏmŠÏù öNä.ãø.ÏŒ ( Ÿxsùr& šcqè=É)÷ès? ÇÊÉÈ

”Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-Kitab kepada hambaNya, agar dia menjadi peringatan” (QS. Al-Anbiya’ :10).

Ketiga, al-Furqan, berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

x8u‘$t6s? “Ï%©!$# tA¨“tR tb$s%öàÿø9$# 4’n?tã ¾Ínωö6tã tbqä3u‹Ï9 šúüÏJn=»yèù=Ï9 #·ƒÉ‹tR ÇÊÈ

“Mahasuci Allah yang telah menurunkan al-Furqan kepada hambaNya, agar dia menjadi peringatan” (QS. Al-Furqan : 1).

Keempat, az-Zikr, berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨“tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan az-Zikr, dan Kamilah yang memeliharnya” (QS. Al-Hijr : 9).

Kelima, Tanzil,[18] berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

¼çm¯RÎ)ur ã@ƒÍ”\tGs9 Éb>u‘ tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÒËÈ

“Dan al-Qur’an ini Tanzil (diturunkan) dari Tuhan semesta alam” (QS. Asy-Syu’araa’ : 192).

Keenam, al-Huda. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu‘ ¡ Ïm‹Ïù ¡ “W‰èd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ

“Kitan (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan kepadanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa” (QS. Al-Baqarh : 2).

Ketujuh, al-Busyra. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

t$uZø9¨“tRur šø‹n=tã |=»tGÅ3ø9$# $YZ»u‹ö;Ï? È[email protected]ä3Ïj9 &äóÓx« “Y‰èdur ZpyJômu‘ur 3“uŽô³ç0ur tûüÏJÎ=ó¡ßJù=Ï9 ÇÑÒÈ

“Dan Kami turunkan al-Kitab untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (QS. An-Nahl : 89).

Kedelapan, al-Haq. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

‘,ysø9$# `ÏB y7Îi/¢‘ ( Ÿxsù ¨ûsðqä3s? z`ÏB tûïÎŽtIôJßJø9$# ÇÊÍÐÈ

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kmu termasuk orang-orang yang ragu” (QS. Al-Baqarah : 147).

Kesembilan, al-Bayan. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

#x‹»yd ×b$u‹t/ Ĩ$¨Y=Ïj9 “Y‰èdur ×psàÏãöqtBur šúüÉ)­GßJù=Ïj9 ÇÊÌÑÈ

“(Al-Qur’an) ini adalah penerang bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 138).

Kesepuluh, asy-Syifa’. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

ô‰s% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§‘ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 ’Îû Í‘r߉Á9$#

“Sesungguhnya telah dating kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi yang ada dalam dada” (QS. Yunus : 57).

Al-Qur’an da al-Kitab lebih popular dari nama-nama yang lain. Dalam hal ini Dr. Muhammad Abdullah Daraz berkata: “Ia dinamakan Qur’an karena ia “dibaca” dengan lisan, dan dinamakan al-Kitab karena ia “ditulis” dengan pena. Kedua nama ini menunjukkan makna yang sesui dengan kenyataannya.

Penamaan Qur’an dengan kedua nama ini memberikan isyarat bahwa selayaknya ia dipelihara dalam bentuk hafalan dan tulisan. Dengan demikian, apabila di antara salah satunya ada yang melenceng, maka yang lain akan meluruskannya.[19]

Allah telah melukiskan al-Qur’an dengan beberapa sifat, di antaranya :

Pertama, an-Nur. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

$pkš‰r’¯»tƒ â¨$¨Z9$# ô‰s% Nä.uä!%y` Ö`»ydöç/ `ÏiB öNä3În/§‘ !$uZø9t“Rr&ur öNä3ö‹s9Î) #Y‘qçR $YYÎ6•B ÇÊÐÍÈ

“Wahai manusia, telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang”(QS.An-Nisa’ : 174).

Kedua, Mau’izah, Syifa’, Huda, Rahmah, dan. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

$pkš‰r’¯»tƒ â¨$¨Z9$# ô‰s% Nä3ø?uä!$y_ ×psàÏãöq¨B `ÏiB öNà6În/§‘ Öä!$xÿÏ©ur $yJÏj9 ’Îû Í‘r߉Á9$# “Y‰èdur ×puH÷qu‘ur tûüÏYÏB÷sßJù=Ïj9 ÇÎÐÈ

“Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Tuhanmu dan obat bagi yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus : 57).

Ketiga, Mubin. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

Ÿô‰s% Nà2uä!%y` šÆÏiB «!$# Ö‘qçR Ò=»tGÅ2ur ÑúüÎ7•B ÇÊÎÈ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menerankan” (QS. Al-Maidah : 15).

Keempat, Mubarak. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

#x‹»ydur ë=»tGÏ. çm»oYø9t“Rr& Ô8u‘$t6ãB ä-Ïd‰|Á•B “Ï%©!$# tû÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ u

“Dan al-Qur’an ini adalah Kitab yang telah kami berkahi; membenrkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya” (QS. Al-An’am : 92).

Kelima, Busyra’. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

$]%Ïd‰|ÁãB $yJÏj9 šú÷üt/ Ïm÷ƒy‰tƒ “Y‰èdur 2”uŽô³ç0ur tûüÏYÏB÷sßJù=Ï9 ÇÒÐÈ

“…yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjadikan petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-Baqarah : 97).

Keenam,Aziz. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. ̍ø.Ïe%!$$Î/ $£Js9 öNèduä!%y` ( ¼çm¯RÎ)ur ë=»tGÅ3s9 Ö“ƒÌ“tã ÇÍÊÈ

“Mereka yang mengingkari az-Zikr ketika Qur’an itu datang kepada mereka,(mereka pasti akan celaka). Al-Qur’an adalah kitab yang mulia” (QS. Fussilat : 41).

Ketujuh, Majid. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

ö@t/ uqèd ×b#uäöè% Ó‰‹Åg¤C ÇËÊÈ

“Bahkan yang mereka dustakan itu adalah Qur’an yang dihormati” (QS. Al-Buruj : 21).

Kedelapan, Basyir. Berfirman Tuhan dalam al-Qur’an:

Ò=»tGÏ. ôMn=Å_Áèù ¼çmçG»tƒ#uä $ºR#uäöè% $|‹Î/ttã 5Qöqs)Ïj9 tbqßJn=ôètƒ ÇÌÈ   #ZŽÏ±o0 #\ƒÉ‹tRur .. ÇÍÈ

“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui; yang membawa khabar gembira dan yang membawa peringatan” (QS. Fussilat : 3-4).

Setiap penamaan atau pelukisan itu merupakan salah satu makna dalam al-Qur’an.[20] Aneka ragam nama dan sifat yng diberikan oleh Allah Ta’ala terhadap kitab ini menunjukkan kesempurnaan dan keistimewaannya dibandigkan dengan kitab-kitab sebelumnya. Karena Qur’an diturunkan untuk melengkapi atau menggenapi firman Tuhan dalam kitab-kitab terdahulu.

KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka penulis mengambil konklusi sebagai berikut :

a)      Al-Qur’an adalah Kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.

b)      Perbedaan mendasar dari al-Qur’an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi adalah terletak pada posisi makna dan lafal. Al-Qur’an dan Hadis Qudsi, keduanya memiliki makna yang dinisbahkan kepada Allah secara mutlak, sedang Hadis Nabawi penyandarannya kepada Rasulullah saw.

c)      Nama-nama lain al-Qur’an di antaranya; al-Qur’an itu sendiri, al-KItab, al-Furqan, az-Zikr, at-Tanzil, al-Huda, al-Busyra, al-Haq, asy-Syifa’, dan al-Bayan. Sedangkan sifat-sifatnya antara lain; Nur, Mau’izah, Syifa’, Huda, Rahmah, Mubin, Mubarak, Busyra, Aziz, Majid, dan Basyir. Semua nama dan sifat ini disematkan oleh Allah Ta’ala kepada kitab suci umat muslim ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Muhammad, dan Mudzakir M.. Ulumul Hadis. Cet. X; Bandung: [t.p]., 2000.

Al-Amidi. Al-Ihkam Fi Ushul Al-Ahkam. Muassasah Al-Halaby: Kairo, t.th.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surabaya: CV. Karya Utama, 2005.

DEPDIKNAS. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. I, Ed. IV; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.

Hamzah, Muchotob. Studi Al-Qur’an Komprehensif. t.t. Gama Media, 2003.

Mardan. Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh. Jakarta: Pustaka Mapan, 2009.

al-Qattan, Khalil, Manna. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Terj. oleh Mudzakir. [t.t.] [t.p.] [t.th].

al Quthan, Manna’. Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an, terj. Halimuddin, Pembahasan Ilmu al-Qur’an. Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993.

Saleh, Subhi. Mabahis Fi Ulum Al-Qur’an. Muassasah Ar-Risalah: Mesir, 1404H.

As-Shabuni, M. Ali. Al- Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an. Beirut: Dar Al-Arshad, t.t.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1989.

[1]Subhi Saleh, Mabahis Fi Ulum Al-Qur’an (Muassasah Ar-Risalah: Mesir, 1404H), h. 19.

[2]Lihat selengkapnya Mardan, Al-Qur’an Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh, (Jakarta: Pustaka Mapan, 2009), h. 27.

[3]Manna’ al Quthan, Mabahits fi ‘Ulumil Qur’an, Terj. oleh  Halimuddin dengan judul Pembahasan Ilmu al-Qur’an, (Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), h. 11.

[4]Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: CV. Karya Utama, 2005), h. 854.

[7]DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet. I, Ed. IV; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 44.

[8]Al-Amidi, Al-Ihkam Fi Ushul Al-Ahkam, (Muassasah Al-Halaby: Kairo, t.th.), h. 147-148.

[9]M. Ali As-Shabuni, Al- Tibyan Fi Ulum Al-Qur’an, (Dar Al-Arshad: Beirut, t.t.), h. 10.

[10]Muchotob Hamzah, Studi Al-Qur’an Komprehensif, (t.t. Gama Media, 2003), h.1-2.

[11]Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Cet. IX; Jakarta: Bulan Bintang, 1989), h. 40.

[14]Muhammad Ahmad dan M. Mudzakir, Ulumul Hadis, (Cet. X; Bandung: [t.p]., 2000), h. 11.

[15] Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Terj. oleh Mudzakir, [t.t.] [t.p.] [t.th], h. 26-27.

[16]Diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibn Mas’ud; yang mengatakan hadis itu hasan dan sahih.

[17]Manna Khalil al-Qattan, op. cit., h. 28-29.

Pos Terkait

Pernyataan yang benar mengenai banyak sisi, banyak rusuk, dan banyak titik sudut pada kerucut adalah
Pernyataan yang benar mengenai banyak sisi, banyak rusuk, dan banyak titik sudut pada kerucut adalah

Beberapa seni rupa dua dimensi terbagi menjadi 5 yaitu
Beberapa seni rupa dua dimensi terbagi menjadi 5 yaitu

Yang tidak termasuk tujuan pameran adalah
Yang tidak termasuk tujuan pameran adalah

Besarnya tenaga kerja yang benar-benar terlibat dalam kegiatan produksi dapat diketahui dari
Besarnya tenaga kerja yang benar-benar terlibat dalam kegiatan produksi dapat diketahui dari

Sebutkan rukun dan syarat haji
Sebutkan rukun dan syarat haji

Jelaskan bagaimana cara membuat catatan kaki atau footnote di Microsoft Word
Jelaskan bagaimana cara membuat catatan kaki atau footnote di Microsoft Word

Pernyataan dibawah ini yang paling tepat berkaitan dengan materi genetik adalah
Pernyataan dibawah ini yang paling tepat berkaitan dengan materi genetik adalah

Apa pengaruh kondisi geografis terhadap kegiatan peristiwa masyarakat Indonesia jelaskan
Apa pengaruh kondisi geografis terhadap kegiatan peristiwa masyarakat Indonesia jelaskan

Peristiwa yang menyebabkan masuknya udara ke paru-paru saat pernapasan dada adalah
Peristiwa yang menyebabkan masuknya udara ke paru-paru saat pernapasan dada adalah

Sebutkan kewajiban yang telah kamu lakukan di lingkungan masyarakat Osnipa
Sebutkan kewajiban yang telah kamu lakukan di lingkungan masyarakat Osnipa

Periklanan

BERITA TERKINI

How to import table in MySQL using command prompt?
1 month ago . by BustlingOxygen
Cara mengatasi sakit perut sebelah kanan saat hamil
1 month ago . by Five-minuteRepository
Cara menghilangkan kutil di wajah dengan pasta gigi
1 month ago . by DamagedWidget
Open PHP file on Mac
1 month ago . by CheckedBacklash
How to convert MySQL to Oracle database?
1 month ago . by DevastatingPutting
Cara menghilangkan bekas facial yang menghitam
1 month ago . by ContrastingMishap
Cara membuat dinding kaca di sketchup
1 month ago . by MaterialFoyer
How to display JSON data in HTML using JavaScript?
1 month ago . by BilateralBending
Waktu yang tepat untuk minum jus pare
1 month ago . by TrappedPolling
Combine multiple csv files into one workbook separate sheets in UNIX
1 month ago . by Double-actionMaintenance

Toplist Popular

Periklanan

Terpopuler

LIHAT SEMUA

Kiat Bagus Cara Belajar Location Jelaskan Apa arti Arti kata Sebutkan Teknologi Kesehatan dan kecantikan Bagaimana Toplist Apa yang disebut Berikut ini Mengapa Makanan lezat Dimaksud Membandingkan Tentang Permainan Perbedaan Belajar dengan baik Facebook Berikut yang Daftar Teratas Konstruksi Berapa lama Hubungan Jawa Timur Jawa Barat Sekolah

Periklanan

Tentang Kami

  • Hubungi Kami
  • Support
  • Careers
  • Periklanan

Legal

  • Privacy Policy
  • Terms of Services
  • Cookie Policy

Dukungan

  • Knowledge Base
  • Remove a question
  • Support

Social

  • Facebook
  • Twitter
  • LinkedIn
  • Instagram

DMCA.com Protection Status
Copyright © 2023 dimanakahletak Inc.